Dalam kisah Perjalanan Ke Utara (Pak Yu Ki) dikisahkan bahwa Yu Huang Da Di {Hok Kian=Giok Hong Tai Te} telah menyatakan keinginannya untuk turun ke dunia. Salah satu dari ketiga rohnya menitis ke dunia sebagai manusia. Kemudian beliau terlahir beberapa kali (tumimbal lahir) sebagai putra mahkota yang meninggalkan kehidupan duniawi, pergi bertapa. Setelah mengalami banyak kesukaran, cobaan dan penderitaan, akhirnya beliau mencapai dewa dengan gelar Xuan Tian Shang Di {Hok Kian= Hian Thian Siang Te}.
Selanjutnya dikisahkan Hian Thian Siang Te turun ke bumi menaklukan berbagai siluman, antara lain siluman ular dan siluman kura-kura. Oleh karena itu Kim Sin (pratima)- nya selalu dilukiskan menginjak kura-kura dan ular.
Kekuasaan beliau adalah di seluruh Langit Utara. Pada waktu dinasti Bing (1368-1644) diperintah oleh Kaisar Bing Thay Couw, beliau diangkat sebagai Dewata Pelindung Kerajaan. Sampai sekarang istananya di Ci Kim Shia, kota terlarang masih berdiri dengan megahnya. Dengan dikawal oleh Kim Tong dan Giok Li, serta Sui Ho Ji Ciang serta berbagai Thian Kun, beliau bertahta dengan agungnya dengan pedang terhunus menghadap ke Selatan. 36 Malaikat Langit (Thian Kong) dan 72 Malaikat Bumi (Te Soat) di bawah kendalinya. Sedangkan Thio Guan Swe (Hian Tan Kong) dan Kang Goan Swee adalah pengawalnya yang selalu nampak berdampingan
Hian Than Kong 玄 壇 公
Hian Than Kong adalah salah satu penitisan dari Dewata Bintang Harta (Cay Pek Seng Kun). Kekuasaannya memberi berkah rezeki kepada umatnya. Sepanjang sejarah Tiongkok yang berabad-abad lamanya kita mengenal beberapa Cay Sin (Dewa Harta). Misalnya Bun Cay Sin, Bu Cay Sin, Koan Kong, Tho Te Kong, Sik Cong, Cao Cay Ong, Lauw Hay, Ngo Louw Cay Sin, dan lain-lain. Hian Than Kong adalah Bu Cay Sin, dewata harta yang berpakaian militer.
Dalam kitab Hong Sin (Penganugerahan Malaikat), diceritakan bahwa sebelum menjadi abadi beliau hidup di zaman dinasti Ciu (1122-247 SM). Dulunya bernama Thio Kong Bing, pernah bekerja sebagai pengawal seorang hartawan, sering bertindak sewenang-wenang. Setelah mengalami kejadian yang menyentuh hatinya, ia pun meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi pertapa. Kesaktiannya jarang ada bandingannya, bahkan Kiang Tju Gee pun tak sanggup melawannya.
Perwujudannya yang umum adalah dengan menunggang harimau hitam (Hek Houw), memegang ruyung dan tangan yang satunya memegang Goan Po (emas lantakan). Termasuk salah satu dari Ngo Louw Cay Sin dan juga salah satu murid Hian Thian Siang Te.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar