Senin, 10 Januari 2011

Ba Xian / Delapan Dewa

Ba Xian [Delapan Dewa / Pat Shien] adalah Dewa-Dewi Tao yang hidup pada masa yang berbeda dan dapat mencapai kekekalan hidup. Mereka sering dilukiskan pada benda-benda porselen, patung, sulaman, lukisan dan sebagainya.
Dewa-Dewi Ba Xian menggambarkan kehidupan yang berbeda, yaitu Kemiskinan, Kekayaan, Kebangsawanan, Kejelataan, Kaum Tua, Kaum Muda, Kejantanan dan Kewanitaan.


Ba Xian dihormati dan dipuja karena menunjukkan kebahagiaan.

Kisah Ba Xian menunjukkan bahwa kita dapat mencapai kehidupan abadi dalam kebahagiaan, melalui tindakan-tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Zhongli Quan
Memiliki nama keluarga Zhongli dan hidup pada masa Dinasti Han, karena itu ia juga dikenal sebagai Han Zhongli. Zhongli Quan adalah seorang Jenderal dalam kerajaan pada masa Dinasti Han. Pada hari tuanya dia menjadi petapa dan mendalami ajaran Tao.
Biasa digambarkan sebagai laki-laki gemuk bertelanjang perut dan membawa kipas bulu yang dapat mengendalikan lautan.

Zhang Guolao
Zhang Guolao adalah kepala akademi kerajaan, namun dia mengundurkan diri untuk menjadi petapa di Gunung Chuang Tiao di Shanxi.
Memiliki keledai ajaib yang dapat membawa dirinya berjalan ribuan kilometer setiap hari. Ketika mencapai tujuan, dia mengubah keledai tersebut menjadi kertas dan Zhang Guolao melipatnya untuk dimasukkan dalam sakunya. Untuk menghidupkannya dia membuka lipatan tersebut dan meniupnya.

Kaisar Tang Ming Huang ingin mengangkat Zhang Guolao bekerja di istana, tetapi dia tidak bersedia meninggalkan kehidupan pengembaraannya. Setelah dua kali menghadap kaisar, pertapa ini pun menghilang entah kemana.

Sering digambarkan sedang menunggangi keledai secara terbalik. Simbolnya adalah tempat ikan yang terdiri dari batang bambu dengan tabung kecil yang muncul di ujungnya. Ia dipuja sebagai pembawa keturunan laki-laki.

Lu Dongbin
Seorang sastrawan dan petapa yang mempelajari Tao dari Zhongli Quan. Di tangan kanannya sering membawa kebutan suci pendeta Tao.
Simbol Lu Dongbin adalah pedang Pembunuh Roh Jahat dan dengan gerakan terbang yang cepat.
Sebelum mempelajari Tao, Lu Dongbin diuji dengan berbagai ujian berat oleh Zhongli Quan, yang berhasil diatasi semuanya.
Lu Dongbin dapat dikatakan sebagai salah satu Dewa yang paling tersohor dari Delapan Dewa. Ia dianggap sebagai penolong orang miskin dan pembasmi roh-roh jahat.

Li Tieguai
Memiliki nama asli Li Xuan dan hidup pada masa Dinasti Sui. Dia melambangkan cacat dan keburukan. Dia berusaha untuk meringankan beban penderitaan umat manusia. Li Tieguai memiliki sebuah tongkat besi dan bermuka hitam. Dia membawa sebuah labu yang digunakannya untuk menolong umat manusia.

Suatu hari, ketika rohnya pergi ke Huashan, dia memberitahukan muridnya, Lang Ling, untuk menjaga badannya dan membakarnya apabila dia tidak kembali dalam tujuh hari.
Dalam hari ke enam, Lang Ling mendapat kabar bahwa ibunya sakit keras dan sebagai seorang anak dia harus merawat ibunya. Maka dia membakar badan tersebut satu hari lebih awal.

Ketika roh Li Tieguai kembali keesokan harinya, dia tidak dapat menemukan badannya sehingga dia memasuki badan seorang tua yang baru saja meninggal.
Namun, orang tua tersebut ternyata cacat. Pada saat pertama, Li ingin meninggalkan badan tersebut, tetapi Lao Zi / Lao Tze ( ) membujuknya dengan mengatakan bahwa penerapan dari ajaran Tao tidak tergantung penampilan. Lao Zi lalu memberi tongkat besi kepada Li Tieguai.
Li Tieguai kadang digambarkan sedang berdiri di atas kepiting atau ditemani seekor menjangan.

Cao Guojiu
Hidup pada masa Dinasti Song dan merupakan putra dari Cao Bin, seorang komandan militer, dan saudara laki-laki dari Ratu Cao Hou, ibu dari Kaisar Yin Zong.

Cao Guojiu digambarkan memakai jubah kebesaran dan topi pengadilan. Di tangannya ada kertas catatan kerajaan dan sepasang alat musik kastanyet.

Suatu hari Zhong Li Quan dan Lu Dong Bin bertemu dengannya dan menanyakan apa yang sedang dia lakukan. Dia menjawab bahwa dia sedang belajar Tao.

"Apakah itu dan dimanakah itu?", mereka balik bertanya.
Pertama-tama dia menunjuk ke langit dan kemudian ke hatinya.

Lan Caihe
Sering ditampilkan berpakaian biru dengan tidak bersepatu.

Sambil melambai-lambaikan sepasang tongkat, ia mengemis sepanjang jalan. Lan Caihe terus menerus membacakan syair-syair yang menggambarkan kehidupan yang tidak kekal beserta kesenangan-kesenangan yang hampa.

Ia berkelana ke seluruh negeri sambil menyanyi dan membawa keranjang bunga. Lan Caihe terkadang terlihat seperti wanita.

Han Xiangzi
Han Xiangzi melambangkan masa muda. Dia adalah keponakan dari Han Yu, seorang menteri pada pemerintahan Kaisar Hsing Tung dari Dinasti Tang.
Simbolnya adalah sebuah suling. Seorang pecinta kesunyian, mewakili orang ideal yang senang tinggal di tempat alamiah.
Han Xiangzi sering menyusuri desa sambil meniup seruling dengan merdu sehingga menarik perhatian burung-burung dan binatang lainnya.
Han Xiangzi tidak mengenal nilai uang dan bila diberi uang akan dia sebarkan di tanah.

He Xiangu
Satu-satunya wanita diantara Delapan Dewa.

Berpenampilan halus dan lemah lembut, dan sering terlihat membawa bunga teratai yang dapat dipakai untuk mengobati orang sakit.

Kadang-kadang dia digambarkan berada di atas kelopak teratai yang terapung sambil memegang pengusir lalat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar